Resa Ariyanto

The Professional Young Accountant & Auditor


Leave a comment

Bingung??? Ekstensi Dimana Ya???

Masih teringat dulu tanggal 20 Februari 2014 merupakan hari bahagia dimana teman-teman angkatan 2011 pada diwisuda. Raut kebahagiaan terpancar dari wajah wisudawan maupun orangtua, bahkan banyak yang menjadikan ajang pengenalan calon pasangan. Sungguh luar biasa saya merasakannya.

Setelah pada wisuda banyak para wisudawan mencari kerja kesana kemari atau mencari universitas untuk melanjutkan ke jenjang sarjana. Akhirnya perjuangan merekapun tak sia-sia karna ada yang diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pertamina, PLN, Astra Group, Bank dan lain-lain. Banyak pula yang langsung melanjutkan kuliah di STIE YKPN karena di sini ketika selesai wisuda langsung membuka jalur ekstensi. Di sisi lain banyak yang mencoba keberuntungan di Universitas Negeri seperti Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Sebelas Maret. Merekapun juga banyak yang lolos di universitas tersebut.

Ketika yang lain sudah mendapatkan pekerjaan atau tempat ekstensi saya masih stay di Jogjakarta yang masih sibuk dengan akreditasi prodi di UGM padahal rekan di akreditasi sudah pada mempunyai tempat melanjutkan yaitu di UII, UNS, dan UNAIR. Pada waktu itu masuk tawaran menjadi Auditor dan Konsultan akhirnya saya ambil dan meninggalkan rekan-rekan di tim akreditasi. Ketika sudah bekerjapun masih kepikiran untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah mencari-cari akhirnya di Jogjakarta Universitas Negeri yang membuka program ekstensi yaitu Universitas Negeri Yogyakarta. Akhirnya stelah konsultasi dengan senior di tempat kerja diputuskanlah mengambil di UNY. Setelah itu sambil menunggu pengumuman sangat was-was karena Universitas Negeri terakhir yang membuka program ekstensi hanya UNY. Sambil harap-harap cemas dan lihat teman-teman lain yang sudah pada sibuk dengan kampus masing-masing untuk persiapan kuliah sementara saya masih terus menunggu. Sampai ada teman yang bilang, “kamu ngapain di Jogja terus apa gak bosen? Ayo ikut aku ke UNAIR yang akreditasinya (ranking universitasnya) lebih tinggi“. Sebenarnya dari dalam hati ingin ikut kuliah disana, tetapi masih banyak pertimbangan akhirnya tetap lanjut di UNY dengan nama Program Kelanjutan Studi (PKS).

Selama kuliah di UNY pun saya berusaha menjadi yang beda dari yang lain. Akhirnya perbedaan itu dapat mengangkatr IPK saya walaupun tidak sebaik di UGM dulu. Disisi lain saya ingin menctak rekor-rekor baru supaya semakin meningkatkan prestasi saya, yaitu seperti membuat skripsi hanya sekitar 1 bulan, satu-satunya mahasiswa H-1 Penutupan Penaftaran Yudisium masih melakukan sidang Skripsi, Konyolnya lagi jam 08.00 sidang skripsi dan jam 13.00 revisi skripsi. Setelah revisi dari Penguji ternyata ada revisi dari Dekanat yang wajib menginap selama semalam untuk di cek ulang, setelah lobi sana sini akhirnya jam 13.00 hari berikutnya waktu akan penutupan dapat tanda tangan dekan yang sudah direvisi dan langsung mencari tempat jilid dan cetakĀ  sebanyak 7 buah untuk didistribusikan. Banyak yang sudah meremehkan karena memang belum ada H-1 Penutupan Yudisium melakukan Sidang dan itu waktunya cukup. Tapi saya yakin Allah SWT akan selalu membantu hamba-Nya akhirnya pukul 14.30 pergi ke bank untuk melakukan pembayaran Yudisium. So, Finally waktunya cukup. Selama 2 hari sidang, revisi, pemberkasan kelar. Karena itu menjadi lulusan tercpat dari PKS yaitu 1,4 tahun. Ketika yudisiumpun selalu menjadi yang ke-2 trulang aktu diploma di UGM. Kala itu menjadi lulusan IPK terbaik ke 2 dengan nilai 3.91 sedangkan yang pertama 3.92. Terulang kembali untuk Yudisium dari Jurusan terbaik k 2 dengan nilai 3.84 tetapi tingkat Prodi menjadi yang pertama.

Ketika teman-teman yang sudah kuliah duluan di negeri maupun swasta ternyata saya merupakan lulusan pertama dari Universitas Negeri. Suatu kebanggaan bagi diri saya sendiri karena lebih cepat dari yang lain. Hal ini pun saya manfaatkan untuk pergi ke Kampung Inggris Pare Kediri selama total 2 bulan untuk periapan Beasiswa LPDP. So, Finally ketika teman-teman dari Universitas Negeri lainnya pada lulus dan wisuda, sementara saya sudah mempunyai Beasiswa LPDP dari Kementerian Kuangan FULL.

Jadi yang saya dapat simpulkan dari pengalaman saya, kita harus mempunyai prinsip hidup yang jangan mudah tergoyahkan karena semua usaha tergantung diri masing-masing. Jadilah pembeda diantara yang lain untuk berprestasi. Walaupun kamu kuliah di tempat yang suangat bangus kalau kamu tidak berjuang akan sia-sia, lebih baik di tempat biasa tetapi kamu menjai luar biasa, tetapi akan lebih baik lagi kamu di tempat yang luar biasa dan kamu menjadi luar biasa juga.

Resa Ariyanto

Awardee LPDP 2016